KALEIDOSKOP KERONCONG 2008

Menjelang akhir tahun 2008, ada catatan perjalanan yang menggembirakan, mengharukan, dan memberikan semangat dalam setiap pribadi-pribadi bangsa yang memiliki kecintaan besar terhadap seni musik keroncong Indonesia. Pada akhirnya setiap kegiatan-kegiatan tersebut membuahkan hasil yang manis dan patut untuk diambil sarinya oleh setiap generasi bangsa yang menginginkan seni musik keroncong tetap lestari dan terjaga utuh.

Dalam rubrik langgam kali ini, Tjroeng sengaja mengumpulkan kembali catatatan-catatan perjalanan kegiatan berkeroncong para insan Indonesia sepanjang tahun 2008.

Sebelumnya, pada akhir tahun 2007, Festival Penyanyi Keroncong Tingkat Nasional 4 Propinsi DKI Jakarta tanggal 9-12 Desember 2007 sukses melahirkan juara-juara baru yang berhak disandang putra-putri bangsa. Sementara Pesta Kerontjong yang diselenggarakan di Auditorium Bandung, 22 Desember 2007 sukses pula menampilkan pementasan bertajuk ‘Berdjoeang Ataoe Toembang’ oleh Orkes Keroncong Klinik Kerontjong. Dua kegiatan ini menutup kegiatan seni musik keroncong di Indonesia tahun 2007.

Kali ini jinkanlah Tjroeng menjadikan perjalanan kegiatan berkeroncong di tahun 2008 sebagai momentum awal tonggak kebangkitan kembali musik keroncong di Indonesia.

Mengawali kegiatan keroncong 2008, berikut rangkuman dari redaksi sepanjang tahun, antara lain :

  • Bulan Januari 2008

Terbitnya media pertama ‘Buletin Tjroeng’ , satu-satunya media yang mengangkat segala bentuk aktifitas dari para penggiat, penikmat bahkan pemerhati keroncong, dari kalangan awam hingga. Awal terbentuknya Buletin Tjroeng adalah melalui sebuah bincang santai di dunia maya oleh para anggota para komunitas Keroncong Cyber (KC), begitu julukan terkenal dari komunitas ini. Dengan bermodalkan komitmen yang dimiliki anggota komunitas, yaitu demi bersatunya para insan keroncong, serta melakukan usaha-usaha relevan untuk perkembangan dan kemajuan seni musik keroncong di tanah air, Tjroeng mulai terbit dan sudah memasuki edisi ke-5.

  • Bulan April 2008

Ruang gerak cipta lagu keroncong dikejutkan oleh sekelompok anak-anak muda yang dengan kecerdasan dan kreatifitas tinggi mampu menuang nafas musik rap dan mencampurnya dengan keteduhan musik keroncong. Hasilnya adalah lagu ‘Keroncong Protol’ yang unik dari Bondan feat. Fade 2 Black yang mengejutkan semua kalangan dan terbukti mampu menembus kabut dimensi dari dua perbedaan warna musik tersebut. Lagu ini meraih penghargaan dari Anugerah Musik Indonesia (AMI) ke-11 tahun 2008 yang digelar di Istora Senayan-Jakarta.

  • Bulan Mei – Juni 2008

Diadakannya acara pasar malam tahunan, yaitu Pasar Tong Tong Festival di Den Haag Belanda. Seperti biasanya, acara ini menuai sukses. Apalagi dengan adanya penampilan dari kelompok musik favorit para pengunjung, yang tidak lain adalah Kerontjong Toegoe di bawah pimpinan Andre Michiels. Pengunjung yang sebagian besar adalah warga Negara Belanda menunjukkan bahwa keroncong pun bisa menjadi suguhan yang amat dinikmati dan selalu dinanti.

  • Bulan Agustus 2008

Diadakan sebuah acara yang bertajuk Konser Keroncong 2008 di Pura Mangkugaran, Solo. Sundari Soekotjo, selaku ketua panitia berharap agar acara ini merupakan langkah awal agar keroncong dapat memperoleh kembali popularitasnya seperti pada era tahun 60-an lalu.

Di akhir bulan ini pun diadakan acara Potpouri Keroncong oleh perkumpulan yang menamakan dirinya Repoeblik Kerontjong, di Pelataran Gedung Indonesia Menggugat (Landraad), Bandung-Jawa Barat. Acara yang sekaligus diadakan untuk memperingati 10 Tahun berdirinya orkes keroncong Merah Putih ini banyak dikunjungi oleh para anak muda Bandung.

  • Bulan Oktober 2008

Maestro Keroncong Gesang memang telah menjadi Legenda dunia musik keroncong di Indonesia. Beliau telah mengharumkan nama Indonesia melalui lagu Bengawan Solo yang sangat populer sampai ke Mancanegara. Pada pertengahan Oktober yang lalu, Sang Maestro kembali menerima sebuah penghargaan dari Majalah Rolling Stone. The Immortals, sebuah penghormatan terhadap 25 artis terbesar dalam sejarah dunia musik populer Indonesia. Hal ini merupakan sebuah penghargaan tinggi dalam industri musik Indonesia, karena artis-artis penerima penghargaannya mendapat pengakuan atas prestasinya oleh salah satu majalah musik terbesar.

  • Bulan November 2008

Di bilangan Cagar Budaya Kampoeng Toegoe, Festival Kampoeng Toegoe untuk pertama kalinya digelar. Dengan mengangkat generasi terakhir dari komunitas masyarakat Toegoe yang terkenal dengan budaya Keroncong Tugu-nya, acara ini mampu meraih atensi media dan pemerintah. Hal ini terbukti dengan hadirnya perwakilan dari tiga negara sahabat (Brazil, Mozambik dan Timor Leste). Sebuah pembuktian bahwa musik keroncong pun mampu membentuk kerjasama dalam persahabatan antarnegara.

Event kedua di bulan November yang tidak kalah meriah adalah Festival Keroncong Surabaya, yang bertempat di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur. Keroncong Surabaya membuktikan keberadaannya, apalagi dengan menghadirkan kelompok ’Mini Boyo Concours’ yang sukses membuat pengunjung berdecak kagum hingga menobatkan mereka sebagai juara favorit penonton. Acara ini sukses pula mencuri perhatian media yang meliputnya dan ditulis sebagai artikel ‘Musik Keroncong Rindu Penerus’ (Sindo, 23/11/08).

  • Bulan Desember 2008

Tampaknya agenda kesenian keroncong Indonesia akan ditutup oleh sebuah pagelaran akbar yang diberi nama International Keroncong Festival 2008 yang bertempat di Solo, tanggal 4, 5, dan 6 Desember 2008. Event bertaraf international ini diharapkan dapat menyambung impian para keroncong lovers agar seni musik keroncong makin nyata terwujud. Doa dan dukungan penuh menyertai perhelatan akbar ini.

Goresan pena kesuksesan para penggiat seni musik keroncong di Indonesia, tidak terlepas dari dukungan dan masukan-masukan dari para penikmat dan pemerhati musik ini. Semua pihak tentu berharap agar tahun ini dapat ditutup dengan catatan dan kenangan yang manis. Namun terkadang rasa manis dan sukacita gegap gempita keroncong pun tak luput dari rasa duka dan kehilangan yang teramat dalam, karena di tahun 2008 ini pulalah dunia musik keroncong ditinggal pergi oleh acara dan orang-orang hebatnya.

Acara Gebyar Keroncong di TVRI Pusat Jakarta, yang menjadi barometer permainan musik keroncong dengan para penyanyinya, sudah tidak mengudara lagi. Kini tinggal siaran ulang yang tentu saja tidak semenarik siaran langsung.

Selain itu, pada November 2008, kabut duka dan iringan doa menyertai kepergian alm. Beng Gwan (75 thn). Menutup usia tgl 09 November 2008, beliau adalah salah satu gitaris keroncong terhebat sepanjang masa yang tergabung dalam Orkes Keroncong Dian Irama. Tidak lama berselang, kembali berita duka menghampiri, dengan kepergian salah satu maestro keroncong dan campursari, alm. Bapak Andjar Any (72 thn) yang menutup usia tgl 13 November 2008. Pepatah lama ‘Mati satu tumbuh seribu’ ini pula yang tengah diupayakan oleh segenap komunitas keroncong di tanah air untuk dapat mengikuti jejak para penggagas-penggagas hebat yang pernah ada di bumi Indonesia tercinta ini.

Banyak harapan, impian, dan rencana yang dimiliki oleh insan keroncong di tahun 2009 dan tahun-tahun mendatang. Apakah bisa terpenuhi? Semoga saja! Harapan-harapan tersebut antara lain :

  1. Bidang Pendidikan dan Pengorganisasian

Pengembangan kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran akan perlunya pelestarian dan pengembangan keroncong melalui pengadaan kegiatan sarasehan, seminar, hingga pendirian sekolah musik.

  1. Bidang Komunikasi, Pendataan, dan Informasi

Adanya referensi dan pustaka keroncong, sekaligus usaha penerbitan literatur maupun penelitian mengenai keroncong untuk mendukung upaya penyadaran publik.

  1. Bidang Apresiasi dan Sosialisasi

Mendorong apresiasi publik terhadap musik keroncong dengan mengadakan festival, konser, road show, dll. Tentunya termasuk di media televisi dan radio, baik milik pemerintah maupun swasta.

  1. Bidang Pendanaan

Upaya penggalangan dana untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang direncanakan.

—ooo000ooo—

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial