SALAM  PERDJOEANGAN  BERSAMA  KLINIK KERONTJONG

Anak bangsa bangkitkan semangatmu
ayo berjuang bela nusa kita
demi tercapai negeri aman sentosa
ayo berjuang atau tumbang
terus berjuang atau tumbang

Syair di atas merupakan lirik terakhir dari lagu yang berjudul “Berjuang atau Tumbang” ciptaan Mr. Feri, salah satu anggota KLINIK KERONTJONG. Lagu itu pula yang dijadikan tema oleh KLINIK KERONTJONG dalam PESTA KERONTJONG yang diselenggarakan di AUDITORIUM RRI Bandung pada hari Sabtu tanggal 22 Desember 2007 yang lalu.

Sejarah panjang OK KLINIK KERONTJONG seperti dipaparkan oleh Alex salah satu personel, ”Sewaktu pertama kali saya menginjakkan kaki di PARIS VAN JAVA ini, belum saya temukan satu pun orkes keroncong di kota ini, dalam kegelisahan itu saya terus mencari, hingga akhirnya pada bulan Juni 2006 lalu saya bertemu dengan salah satu orkes keroncong di kota ini. Ketika itu saya melihat dengan sangat prihatin tentang keberadaan keroncong di kota ini, karena sebagian besar praktisinya para manula. Saat itu saya melihat kaum muda kurang begitu melirik akan keberadaan budaya yang satu ini, hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya komunikasi yang terjalin antara para praktisi dan para penikmat keroncong. Dan saya melihat para kaum muda kebingungan kemana tempat untuk bertanya tentang keroncong. Dengan semangat keprihatinan itulah terbersit dalam benak saya untuk mendirikan satu wadah yang bisa menjadi salah satu solusi dari segala permasalahan di atas.”

Tepat bersamaan dengan Perayaan Kemerdekaan Indonesia yang ke 61, 17 Agustus 2006, lahirlah KLINIK KERONTJONG yang diproklamirkan di Warung Pecel Ibu Tuti di Jalan Ganesha ITB Bandung, di mana saat itu adalah hari ulang tahun Ibu Tuti dan saat itu pula sedang berkumpul para insan keroncong di kota Bandung. KLINIK KERONTJONG merupakan satu wadah independen yang tidak berada di bawah lembaga apapun termasuk HAMKRI, yang bertujuan untuk terus melestarikan serta mengembangkan keroncong. Pada bulan Agustus 2006, berhasil diselenggarakan pagelaran KERONTJONG FEVER di auditorium CCF Bandung, dihadiri kurang lebih 250 orang. Pada moment tersebut menampilkan kolaborasi antara keroncong asli dengan monolog yang saat itu dibawakan oleh YUNIS KARTIKA (yang akhirnya bergabung ke dalam KLINIK KERONTJONG).

Pada bulan Oktober 2006 saat bulan puasa tiba, KLINIK KERONTJONG  kembali mengadakan pagelaran KERONTJONG SENDJA yang menampilkan keroncong dengan konsep modernisasi, di mana musisi yang ditampilkan dari kalangan generasi muda. Tema saat itu adalah ”Menunggu senja di Sabuga”. Hingga pada awal tahun 2007 tepatnya bulan Januari 2007 di auditorium CCF Bandung, diselenggarakan pagelaran KERONTJONG CONTAGIOUS yang saat itu dipenuhi penonton. Tema yang diambil saat itu, ”Dengan semangat tahun baru masehi dan tahun baru hijriah, kita kembalikan keindahan dan keasrian Bandung Tempo Dulu”.Di sela-sela acara diputar film dokumenter Bandung Tempo Dulu.

Gelaran ke 4 KLINIK KERONTJONG baru saja berlangsung pada hari Sabtu, 22 Desember 2007 bertempat di auditorium RRI Bandung, bertema PESTA KERONTJONG. Pada acara kali ini penonton hanya datang untuk bersenang-senang lewat keroncong. Gelaran ini tidak dipungut biaya tiket alias gratis. Acara ini disiarkan secara on air oleh RRI Bandung. Kolaborasi penyanyi dari 3 generasi mengisi salah satu bagian acara. Ada pun 3 generasi adalah dari keluarga Ibu Herlin Radjiman, di mana keluarga ini mulai dari cucu sampai neneknya semua penyanyi keroncong dan punya reputasi. Selain itu ditampilkan pula teaterical kerontjong, yaitu kolaborasi antara teater dan musik keroncong yang dibawakan oleh YUNIS KARTIKA. Ada hal baru yang kami kenalkan pada hari itu yaitu ditampilkankannya tarian kerontjong. Dimana alunan live music keroncong ternyata bisa menghasilkan satu tarian yang indah. Pada akhir acara diputarkan pula film dokumenter Bandung Tempo dulu. Berbagai komunitas di kota Bandung ikut meramaikan acara dengan mengadakan pameran.

Menutup tahun 2007, KLINIK KERONTJONG menampilkan pementasan bertema BERDJOEANG  ATAOE  TOEMBANG. Tema ini diambil sebagai bagian refleksi bagi Bangsa Indonesia untuk bangkit bersama membangun keroncong, karena hanya ada satu pilihan buat bangsa Indonesia bahwa\ semua harus terus berjuang, sebab jika berhenti berjuang akan tumbang. Akankah anak cucu kita tidak akan pernah mengenal lagi akan keroncong?.

Salam perdjoeangan bersama KLINIK KERONTJONG. (alex)

Please follow and like us:

One thought on “SALAM  PERDJOEANGAN  BERSAMA  KLINIK KERONTJONG

  • October 17, 2010 at 11:17 am
    Permalink

    saya kehilangan kontak Tante Herlin Radjiman, ada yang bisa membantu? beliau selalu menjadi guru saya dan mengajarkan bagaimana bernyanyi keroncong yang baik ketika kami bertemu di BRTV Nasional meski Beliau berasal dari Jawa Barat dan saya dari provinsi lain:) terimakasih atas bantuannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial