SUMPAH PEMUDA

( Mardjo Kahar )

Menjadi k’wajiban pemuda

Pada masa sekarang

Mengabdi untuk Nusa dan Bangsa

Memenuhi sumpahnya

Karena suasana baru

Menggembleng semangatmu

Agar selalu bersiap maju

Serta teguh bersatu

Reff.: Wahai pemuda

Apa artinya hidupmu ini

Jika kamu tak berjasa

Kepada Ibu Pertiwi

Pemuda diatas pundakmu

Letak nasib Negerimu

Hindarkan itu dari musuhmu

Bela dengan jiwamu

SUMPAH PEMUDA

Kalau harapan tertumpah pada pemuda

Mengapa teks proklamasi dan UUD 1945 berbahasa Indonesia? Jawabannya adalah karena saat itu kita sudah mempunyai bahasa persatuan : Bahasa Indonesia. Kalau saat itu kita belum mempunyai bahasa persatuan, teks proklamasi dan UUD 1945 mungkin akan ditulis dengan bahasa Belanda, Jepang, Inggris, Melayu atau Jawa.

Mengapa saat itu kita sudah mempunyai bahasa persatuan? Nah, inilah kehebatan dari para pendahulu kita, yang jauh sebelum merdeka, tepatnya tanggal 28 Oktober 1928 mereka sudah menyepakati –atau istilahnnya— bersumpah. Bertanah air satu : Tanah air Indonesia, berbangsa satu : Bangsa Indonesia, berbahasa persatuan : Bahasa Indonesia.

Kalau belum ada kesepakatan bahasa persatuan, mungkin kita akan menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa persatuan, seperti negara eks penjajahan yang kebanyakan menggunakan bahasa penjajahnya sebagai bahasa persatuan atau bahasa nasional.

Kemerdekaan Indonesia bukanlah kemerdekaan pemberian, warisan dari penjajah atau kesepakatan di antara para pemimpin daerah. Kemerdekaan Indonesia ditebus dengan pengorbanan yang sangat besar. Dijajah selama 350 tahun oleh Belanda dan 3,5 tahun oleh Jepang. Oleh kedua negara penjajah tersebut, bangsa kita ditindas penduduknya, dikuras harta bendanya. Dipermainkan, perbodoh dan diperbudak. Betapa banyak penderitaan, betapa besar kesengsaraan dan betapa banyak nyawa yang melayang.

Di masa perjuangan, khsusunya perjuangan merebut kemerdekaan, banyak pahlawan gugur di medan laga, dari Cut Nya Din dan Tuanku Imam Bonjol di Sumatra, Dewi Sartika dan Pangeran Diponegoro di Jawa, Antasari di Kalimantan, Sultan Hasannudin di Sulawesi, sampai Patimura di Maluku dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Di tahun 1945-an banyak pula pahlawan yang gugur berjuang melawan Belanda maupun Jepang. Dalam masa perjuangan merebut kemerdekaan, tua muda, besar kecil, laki-laki perempuan ikut berjuang, berkorban dengan tenada, harta benda, raga, bahkan nyawa.

Dalam setiap kesempatan, baik untuk memperoleh, mempertahankan maupun mengisi kemerrdekaan, pemudalah yang sesungguhnya mempunyai andil yang besar. Merekalah yang berada di barisan paling depan.

Lagu Sumpah Pemuda ini merupakan bakti seniman dalam membangkitkan, mendorong, menggelorakan semangat kepada para pemuda untuk tetap selalu bersiap siaga memperjuangkan, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia dengan segala konsekuensinya. Lagu ini juga mengajak para pemuda untuk berlomba-lomba menunjukkan baktinya kepada ibu pertiwi, negeri terinta ini.

Masih relevankah lagu ini dengan situasi saat ini? Masihkah pemuda perlu bersumpah, berjanji untuk kemajuan ibu pertiwi? Jawabannya : Ya. Sebab sebagai negara merdeka, Indonesia tidak lepas dari gangguan, ancaman dan rongrongan baik dari dalam negri maupun luar negeri. Selain itu cita-cita kemerdekaan, belum tercapai.

Di jaman modern ini, rongrongan terhadap keamanan, kesatuan bangsa masih saja terjadi.

Tantangan juga semakin banyak, dari ledakan jumlah penduduk, kerusakan dan kemerosotan hutan dan sumberdaya alam lainnya, cengkeraman negara besar dalam bidang politik, ekonomi dan budaya, serta masih banyak pekerjaan rumah lainnya. Cita-cita luhur pendahulu kita untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara yang adil dan makmur, saat ini masih belum terwujud.

Di sisi lain, Indonesia menyimpan kekayaan yang sangat besar, dari kekayaan laut, kekayaan dari dalam bumi, kekayaan flora dan fauna, kekayaan budaya serta kekayaan intelektual dan kreatifitas yang sangat tinggi yang semuanya sangat menjanjikan untuk kemakmuran bangsa ini, jika dikelola dengan baik. Kalau sudah demikian, maka pemudalah harapan semua orang, harapan bangsa. Pemuda sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan dan penerus kehidupan yang lebih baik. Di pundak pemudalah masa depan Indonesia.

Ibarat sebuah bangunan yang terdiri dari ratusan bagian, maka tiap bagian sekecil apapun, seperti paku dan sekrup harus terpasang dengan baik, harus berperan dengan nyata. Paku dan sekrup yang tidak berfungsi dengan baik, akan berakibat bangunan tidak akan kokoh, indah dan nyaman dipakai. Demikian pula dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan bangsa, peran setiap pemuda sangatlah diaharapkan dan diandalkan bagi bangsa, untuk negara, kepada ibu pertiwi. Setiap pemuda harus mempunyai andil, harus menjalankan peran dan harus mengukir jasa sesuai dengan bidang dan kemampuannya. Kalau tidak, kata orang :” Apa kata dunia?”

Wahai pemuda, apa artinya hidupmu ini, jika kamu tak berjasa, kepada Ibu Pertiwi. Pemuda, di atas pundakmu letak nasib Negerimu …..

Please follow and like us:

tjroeng

Tjroeng Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial