Taman Suropati Chamber si Pemecah Rekor MURI

Orkes Musik Taman Pertama di Indonesia

Orkes musik pertama yang lahir dari komunitas taman, begitulah gelar yang di serahkan secara resmi oleh ketua umum MURI, Jaya Suprana. “Bahkan ini satu-satunya di dunia, karna ini orkes yang lahir dari perkumpulan sebuah taman..” ujarnya pada rekan-rekan pers seusai penyerahan sertifikat sekaligus perayaan ulang tahun ke-III berdirinya Komunitas Musik Taman Suropati Chamber (08/05). Acara peresmian rekor MURI ini tampak dihadiri juga oleh Gubernur DKI, Fauzi Bowo yang sempat melantunkan lagu, serta hadir pula perwakilan dari duta besar Singapore, Philipine dan jajaran staff dari Mendiknas.

Komunitas musik Taman Suropati Chamber (TSC) kerap kali mendapatkan publikasi yang membuat komunitas musik TSC ini begitu dikenal. Di bentuk pada bulan Mei 2007 menempati areal luas pertamanan hijau di paru-paru Menteng, Taman Suropati Jl. Diponegoro. Cobalah sekali waktu datang di suasana Minggu pagi maka akan tampak pemandangan sejuk, pohon rindang dan gemericik suara air kolam ditingkahi suara-suara lembut alat musik gesek, tiup, dan petik yang bersahut bergantian tanda sesi latihan tengah berlangsung.

Adalah Agustinus Dwiharso yang dikenal dengan sapaan, Ages, cintanya yang mendalam pada musik serta cita-cita dan harapannya membangkitkan budaya Indonesia lewat musik sungguh dinyatakan lewat perjuangannya yang tak kenal menyerah membangun komunitas besar musik taman TSC. Semenjak kepulangannya dari Den Haag dalam misi berkeroncong di tahun 2006, Ages melihat betapa konsep musik taman di sana merupakan satu hal yang bagus dan berkembang dengan baik, maka itulah dicoba diterapkannya di tanah air tercinta. Hasilnya, sebanyak lebih 200 orang telah bergabung dari kalangan anak-anak, remaja maupun dewasa tanpa memandang embel-embel status maupun jabatan, namun tetap rukun dalam suasana kekeluargaan dan kebersamaan. Bahkan hubungan yang baik tercipta lewat dukungan para orang tua yang memberikan bentuk bantuannya secara moril dan spiritual terhadap perkembangan TSC sungguh sangat luar biasa. Atas undangan kedutaan besar AS, Ages sedianya akan berangkat dalam misi mengenalkan musik dan budaya Indonesia kepada masyarkat AS.

Keroncong di Taman Suropati

Beberapa kali performance juga telah sukses ditampilkan  oleh komunitas musik gesek TSC di beberapa tempat seperti Gedung Kesenian Jakarta, Tim Jakarta, Kedutaan Besar Rusia, Istana Merdeka – Jakarta serta tempat-tempat lainnya. Salah satu wujud apresiasi kecintaan seorang Ages adalah musik keroncong yang di gelutinya. Ages yang telah lama bergabung sebagai pemain depan (biola) pada Krontjong Toegoe-Jakarta, melalui pengalamannya malang melintang di dunia keroncong inilah maka dibentuklah Orkes Keroncong Batavia Mood Jr dari Taman Suropati dibawah asuhannya yang beranggotakan musisi muda-mudi anggota TSC sendiri. OK. Batavia Mood Jr ikut serta mewarnai ajang dunia musik keroncong Indonesia, bahkan penampilan mereka yang tergabung dalam OK. Batavia Mood Jr sempat menjuarai ajang festival keroncong di TMII-Jakarta. Hal inilah yang ditegaskan seorang Ages, bahwa bermusik di ruang terbuka menumbuhkan kecintaan terhadap musik lebih dalam, “Dari sekian ratus yang bermain musik ditempat ini, masak iya tidak ada yang jatuh cinta pada musik keroncong jika musik ini diperkenalkan dari sekarang..” imbuhnya, sambil sesekali memberikan aba-aba berlatih kepada siswa didiknya.

Apresiasi pemerintah pusat sendiri sepertinya masih jauh arang dari apinya, terbukti beberapa kali komunitas TSC tersandung birokrasi berbelit-belit dalam perkembangannya, sementara diluar itu sudah ada beberapa permintaan untuk membuat konsep serupa dibeberapa taman kota lainnya. “Adanya perhatian dari pemerintah akan sangat berarti untuk perkembangan orkes taman ke depan, dan harapannya kami ingin nantinya anak-anak yang kurang mampu namun berbakat musik bisa juga mendapatkan beasiswa untuk belajar lebih serius lagi,” harapnya.

Semangat patriotik tidak sekedar rasa kecintaan terhadap tanah air semata, tapi termakna juga didalamnya tentang arti hidup, cinta dan inspirasi indah anak-anak bangsa dalam usaha membesarkan nama tanah airnya tanpa kenal lelah dan kata menyerah. Semangat patriotik inilah yang tergambar dari sosok Ages Dwiharso dan komunitas musik terbesar Taman Suropati Chamber. (CR-2010)

Please follow and like us:

tjroeng

Tjroeng Admin

3 thoughts on “Taman Suropati Chamber si Pemecah Rekor MURI

  • June 22, 2011 at 1:58 pm
    Permalink

    Melihat kemampuan mereka yang masih tanggung Sebastian Hutabarat tergugah kembali untuk menghidupkan pelatihan musik ini. Sebastian yang juga anggota Himpunan Pengusaha Migas itu tidak lagi mengandalkan lembaganya untuk membantu kegiatan ini. Partisipasi Panti karya Hephata hanya sebatas jemputan dari Simpang Sirongit yang berjarak sekitar 3 km.

  • February 12, 2012 at 4:53 am
    Permalink

    tidak janrag anak-anak pun ngikut liat dangdut pengumbar aurat tersebut. Naudzubilah minzalik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial