Kisah Cinta, tak pernah layu dimakan waktu

Oleh Widarto KS

Kisah tentang cinta, sejak jaman dulu sampai sekarang merupakan tema yang kalau ditulis menjadi puisi (dari pantun, gurindam, sonata, sampai puisi bebas), novel atau syair lagu tak pernah kekurangan bahan, apkah itu hanya karangan, khayalan atau malah kisah nyata. Seandainya dilakukan survey, mungkin dari 10 lagu 1 diantaranya merupakan lagu cinta. Oleh karena itu, sejak jaman dulu tema mengusung tentang cinta tetap populer, menarik, penuh ide, inspiratif dan tidak membosankan bagi para pencipta lagu.

Banyak lagu tentang kisah cinta yang sudah dituliskan. Ada yang menyedihkan;  putus asa dan patah hati, yang bisa membawa penyanyi dan penonton berlinang air mata dibuatnya. Ada yang sangat bergelora, membuat penikmatnya bisa lupa daratan. Ada yang bercerita tentang cinta monyet anak remaja, yang membuat tersenyum pendengarnya ketika sudah dewasa. Ada yang berakhir bahagia, membuat tokoh di lagu menjadi idola, bak Rama dan Shinta atau Dewi Ratih dan Kamajaya.

Lagu Kisah Cinta ciptaan A. Rachman (Rachman Abdullah) yang diciptakan tahun 1960-an merupakan lagu yang ‘kelihatannya’ sederhana, namun tidak membosankan bagi yang membaca syairnya dan tidak menjenuhkan bagi yang mendengarkan lagunya. Anehnya lagu ini tidak bercerita bagaimana kisah cinta yang dialami, apakah sedih atau gembira, berakhir duka atau berujung bahagia. Karena yang ditekankan adalah bahwa memang kisah cinta itu indah, menarik hati, tidak mudah dilupakan, tak peduli haru-biru; sedih-menyayat; atau bergelora  meledak-ledak, terus terang atau kucing-kucingan. Semua tetap indah untuk dikenang, semua layak untuk dituliskan, semua mengasyikkan untuk dituturkan dan semua merdu untuk didendangkan.

Melihat susunan liriknya yang tidak berpakem langgam keroncong, lagu ini awalnya bisa jadi tidak diciptakan sebagai lagu langgam keroncong, namun saat ini lagu ini justru dikenal sebagai lagu keroncong.

Memang sering terjadi sejak dahulu, bahwa lagu yang populer dengan suatu jenis irama, akan dinyanyikan oleh banyak orang dengan berbagai versi, bisa pop, keroncong, melayu bahkan dangdut.

Lagu Kisah Cinta memang luar biasa. Selain lagu ini memang sangat enak disimak syairnya, serta dinikmati lagunya, juga bisa dinyanyikan dengan berbagai versi dengan sama indahnya, baik itu gaya keroncong, aliran pop, irama melayu, dll.

Simaklah lagu ini. Apapun kisah cinta anda,  anda pasti suka mendengarnya, sambil mengenang kisah cinta yang pernah atau sedang dijalani, seribu tahun lalu maupun masa sekarang, tak peduli manis atau pahit, dengan senyum atau dahi berkerut, sendiri atau bersama yang lain. Ditemani secangkir teh atau kopi, pahit atau manis. Tetap indah untuk dinikmati, apalagi disaksikan oleh bulan purnama.

Betatapun, sebenarnyalah akan lebih ‘mak-nyus’ lagi kalau dimainkan dan dinyanyikan secara ‘life’ dengan irama keroncong tentunya, baik secara sederhana dengan ‘kencrungan’, dengan peralatan keroncong lengkap  atau malah secara dengan orkestra. Indah dan menarik hati, tak kan terlupa sampai akhir nanti. Wd.

Kisah Cinta

Cipt. A. Rachman

Sungguh indah kisah cinta
Yang pernah aku rasa dan alami
Indah dan menarik hati
Takkan terlupa sampai akhir nanti

Dikalau bulan purnama
Kisah cinta datang lagi menjelma
Berdebar hati di dada
Bagai hidup lagi di depan mata

Reff:

Walaupun sribu tahun lama tlah berlalu

Kisah cinta ku tak akan beku
Andai kisah cinta sekuntum bunga
Ditelan masa
Tak akan layu

Kisah cinta
kisah surga tak mungkin lagi
Kita kan berpisah
Indah dan menarik hati
Tak kan terlupa
Sampai akhir nanti

Please follow and like us:

tjroeng

Tjroeng Admin

2 thoughts on “Kisah Cinta, tak pernah layu dimakan waktu

  • July 17, 2016 at 8:17 pm
    Permalink

    Terima kasih komentar lagu Kisah Cinta dan menurunkan liriknya. Sudah setengah abad irama dan penggalan ungkapannya serng meraung dan mendengung dalam hatiku, nan inilah pertama kali kubaca teks liriknya yang lengkap. Baru juga kudengar irama lagu suarah indah Jamilah Abu Bakar dibawakan dalam irama keroncong, 2012.

    Sjamsir Sjarif
    Santa Cruz, California, USA

  • October 2, 2016 at 7:58 am
    Permalink

    Dikala masih SMA tahun 1967, Titik adik kelasku menyanyikan lagu ini, aku menangkap lagu itu dinyanyikan untukku.
    Selepas SMA saya tidak pernah bertemu lagi tapi saya tak akan pernah lupa kala ia menyanyikam lagu itu dan saya coba bernyanyi walaupun tidak hafal sepenuhnya.
    Salam buat dik Titik yang saya dengar katanya sekarang tinggal di Malang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial