Hans Reinard Loen

Peziarahan Agung Musik Keroncong

Bawalah persembahan hidupmu, ka altar Tuhan-mu.

Semoga langit dan surga berkenan mengambil tanda kasihmu…”

Demikianlah sepenggal syair lagu keroncong yang dimainkan oleh Kerocong Sion, sebuah grup keroncong di mana Opa Hans Reinard Loen saat ini bernaung.

Kami saat ini lebih banyak bermain untuk lagu-lagu rohani, selain kami juga memainkan lagu nasional manakala kami diundang untuk mengisi acara dalam resepsi perkawinan atau ulang tahun,” papar Opa Hans.

Hans Reinard Loen, kelahiran 10 Oktober 1928 merupakan salah satu anggota Orkes Keroncong Bunga Kenuning yang tersohor pada tahun 1950-an. Lelaki dari keluarga keturunan Belanda yang lahir dan besar di Depok ini mengaku bahwa sejak tahun 1935, beliau sudah bermain keroncong. ”Ya, dulu sepulang sekolah saya jarang belajar dari buku-buku, saya pulang sekolah langsung belajar alat-alat musik yang ada di rumah,” tandasnya mengenang masa lalu.

Pada tahun 1933, ayah Reinard, Hieronimus Loen mendirikan grup keroncong dengan nama Muziek Vereniging ous Vriendenkring. Demikian lingkungan keluarga besar Hieronimus Loen menjadi inspirasi bagi Loen muda untuk belajar musik secara otodidak. Kelompok ini berumur tidak lama, ketika pendudukan Jepang pada tahun 1942 group keroncong ini bubar.

Selepas bubarnya OK Muziek Vereniging on Vriendenkring, Hans muda bergabung dengan Orkes Keroncong Bunga Kemuning pada tahun 1949, OK yang didirikan oleh Ferdinand Leander. Pada tahun tahun ini, OK Bunga Kemuning mengalami masa keemasannya.

Dari Bunga Kemuning Ke Sion : masuk ke ruang dalam

Perjalanan musikal Opa Hans dalam dunia keroncong tak lekang oleh waktu. Patah tumbuh hilang berganti, demikian pepatah yang pantas dikutipkan kepada sosok lelaki kurus dengan rambut telah beruban. OK Bunga Kemuning yang telah bubar tidak membuatnya berhenti dari dunia musik keroncong, upaya menghidupkan kembali OK Bunga Kemuning juga dilakukan pada tahun 1985, namun tidak lama OK Bunga Kemuning kembali bubar. Kondisi fisik pera pemain yang sudah menua menjadi hambatan utama bagi upaya konsolidasi OK Bunga Kemuning.

Alhasil, Opa Hans bersama generasi yang lebih muda mendirikan Keroncong Sion, kelompok musik keroncong yang konsentrasi untuk kegiatan kerohanian di gereja GPIB. Setiap 2 bulan sekali, Keroncong Sion mengiringi kebaktian di Gereja GPIB Imannuel, Depok. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan Keroncong Sion juga sering diundang bermain dalam perhelatan perkawinan atau ulang tahun.

Melalui Keroncong Sion, Opa Hans menunjukkan kepada masyarakat bahwa keroncong bisa masuk ke dalam ’ruang dalam’ kehidupan manusia. Lagu-lagu rohani yang dilantunkan mengajak para pendengarnya masuk ke ’kedalaman’ ruang hening, untuk merefleksikan kehidupan untuk masa depan yang lebih baik, dan lebih berserah kepada Tuhan.

Pada kondisi di atas, kesederhanaan nampaknya menjadi pilihan paling logis, yakni tidak terjebak kepada dunia konsumeristik dan tidak mudah goyah terhadap life-style yang dibangun oleh korporasi. Nama tenar dan popularitas tidak serta merta mampu merongrong kepribadian Opa Hans, bahkan dalam membangun Keroncong Sion, komitmen beliau tampak kuat, ”Kami tidak membuat tarif bagi kelompok ini. Seluruh penghasilan yang masuk kami gunakan untuk perawatan alat-alat musik yang ada,” jelas Opa Hans. Hal ini mempertegas komitmen beliau pada musik keroncong.

Namun demikian, dalam era yang serba mengedepankan aspek financial ini, dedikasi seperti ditunjukkan oleh Opa Hans praktis tidak diminati oleh generasi muda, sehingga yang dilihat adalah bahwa musik keroncong tidak memiliki prospek finansial yang bagus, dan oleh karenanya ia tidak banyak dilirik. Dan pada titik ini, Opa Hans berdiri tegak.

Regenerasi Musik Keroncong

Hans Reinard Loen sudah semakin renta, namun komitmen pada musik keroncong tidaklah memudar. Matheus dan Berto 2 dari 15 anak-anak Opa Hans ikut bergabung dalam Keroncong Sion dan ini merupakan hasil regenerasi yang dilakukan untuk menjaga roh Keroncong Depok. Sementara itu beberapa cucu Opa Hans yang masih duduk di bangku sekolah juga sudah mulai membentuk kelompok baru musik keroncong. Pada pundak mereka kelangsungan hidup Keroncong Depok diletakkan.

Untuk kelangsungan Keroncong Depok, Opa Hans Reinard Loen sampai saat ini masih menjadi sumber air yang seolah tak kunjung kering. Sumur yang ada di depan rumah tinggal beliau seolah menjadi tanda.

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial