Persamaan Musik Keroncong Dan Musik Jazz

Aku punya pengalaman menarik seputaran dunia recording. Walaupun masih dalam taraf belajar, sedikit banyak aku tahu dunia audio engineer. Perkenalanku dengan dunia audio bermula dari sebuah rehearsal musik studio yang aku miliki waktu itu. Sudah lama aku memimpikan memiliki sebuah studio musik. Dengan modal nekat dan modal financial yang pas-pasan, kuberanikan diri untuk membangun sebuah studio musik. Selanjutnya timbul keinginanku untuk meningkatkan fasilitas dari sebuah rehearsal musik studio menjadi sebuah studio recording.

Dunia recording adalah dunia yang benar-benar baru bagiku dan harus aku pelajari. Sampai akhirnya, aku bisa berkenalan secara online/offline dengan beberapa tokoh audio di Indonesia seperti Indra Q, Agus Hardiman, Hadi Sumoro, dan lain-lain. Merekalah yang pada akhirnya membantuku dalam mempelajari dunia audio. Dari mereka pulalah, aku mendapat banyak kawan sesama sound engineer untuk diajak berbagi ilmu audio.

Kalian pasti bertanya-tanya, apa hubungan antara dunia recording dengan judul artikel ini? Persamaan itu adalah harmoni, soul dan improvisasi. Tiga persamaan itu aku temukan pada saat proses recording sebuah grup orkes keroncong dimana akupun menjadi salah satu personelnya. Pada proses recording pertama, aku menerapkan system recording yang disebut tracking. Tracking adalah proses perekaman dimana instrumen direkam satu persatu dengan mengikuti aransemen kasar sebuah lagu sebagai guidenya. Perlu diketahui, instrumen musik dalam keroncong ada 5 (lima) jenis yaitu cuk (ukulele berdawai 3 helai nylon), cak (ukulele berdawai 4 helai baja), Cello (dimainkan dengan dipetik), kontra bass, biola, flute, dan gitar. Setelah proses rekaman dari masing-masing instrumen selesai, proses selanjutnya adalah MIXING.

Dalam proses mixing inilah aku menemukan kendala dimana hasil akhir dari proses mixing itu seolah-olah masing-masing instrumen seperti bermain sendiri-sendiri alias main sak karepe dewe. Harmoni dan jiwa dari lagu itu seperti hilang begitu saja. Berulang kali aku mencoba untuk me-mixing ulang tetapi hasilnya tetap sama. Kenapa hasilnya seperti ini? Apa yang salah? Dimana harmoni dan soul yang biasa aku dapat dalam musik keroncong?

Akhirnya aku memutuskan untuk melakukan rekaman ulang. Akan tetapi, kali ini seluruh instrumen direkam secara live. Masing-masing instrumen ditodong sebuah microphone. Setelah selesai, baru track vocal direkam secara terpisah.

Proses selanjutnya adalah mixing. Hasil akhirnya adalah…. LHAAAA, INI BARU MUSIK KERONCONG! Harmoni, soul dan ditambah improvisasi sudah hadir setelah sebelumnya absen karena sakit. Hahahahaha… Seneng banget rasanya.

Dari pengalaman diatas, aku baru bisa menyimpulkan bahwa musik keroncong dan musik jazz mempunyai persamaan yang sangat signifikan. Masing-masing instrumen membutuhkan interaksi dari instrumen lainnya untuk membangun harmoni, soul dan melakukan improvisasi-improvisasi yang sanggup membuat sebuah komposisi lagu yang indah. Hal-hal inilah yang tidak dapat dibuat atau di-akal-in pada proses mixing. Sepiawai apapun seorang sound engineer dalam me-mixing, dia tidak akan bisa mendapatkan ketiga hal di atas. Bagaimana menurut kalian? Ada pendapat lain?

Salam Musik Indonesia! (Arianto Aries)

Please follow and like us:

tjroeng

Tjroeng Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial