Lgm. Candra Kirana

Cipt : Oetjin & Sariwono

Penyair dan Pengarang Lagu, Seperti ‘Tumbu’ Mendapat Tutup

Tumbu dalam bahasa Jawa merupakan alat berbentuk seperti bakul berukuran besar sebagai tempat nasi dan digunakan oleh petani untuk menyimpan padi. Padi yang disimpan di sebuah tumbu ini bisa seukuran satu atau beberapa karung, tergantung besarnya tumbu. Tumbu merupakan barang istimewa bagi petani karena hanya petani kaya yang mempunyai. Para buruh tani jelas tidak mempunyai, karena padi yang mereka miliki hanya sedikit.

Karena besarnya, maka tumbu ini didesain tidak mempunyai tutup. Bagaimana kalau tumbu diberi tutup? Tentu si tumbu akan sangat berterima kasih, karena selama ini tidak pernah ada tutupnya. Tutup tumbu tentunya sangat istimewa karena harus dibuat secara khusus, apalagi dengan ukurannya yang besar. Nah, jika tumbu mempunyai tutup, maka ini akan menjadi perpaduan yang sangat istimewa dan memang hampir tidak pernah terjadi.

Demikianlah kalau kita menggambarkan kolaborasi antara Oetjin Noerhasyim dengan Sariwono, seperti tumbu dan tutupnya. Oetjin piawai dalam merangkai kata-kata menjadi syair yang indah mengalir, sementara Sariwono ahli dalam menganyam nada-nada menjadi lagu nan merdu merayu.

Langgam Candra Kirana merupakan salah satu bukti keistimewaan garapan Oetjin dan Sariwono. Syairnya menggambarkan keindahan alam Indonesia saat pergantian siang dan malam. Sedangkan lagunya mengesankan nada dan birama seakan tahu ke mana harus mengalir menyusuri deburan kata yang tergelar.
Candra dan Kirana, pengganti Sang Surya
Ketika sang surya menyinari bumi di langit bersih tak berawan, tak berdebu dan tanpa polusi, maka hamparan biru tua menyelimuti maya pada. Di bawah, bumi menghampar, menghijau, memerah dan menguning.

Ketika kawanan awan putih bersih di sore hari menghampar di seantero langit, tebal dan tipis, ragam bentuk, menggumpal, menggunung menggelembung, menyerupai lukisan alam menyelimuti langit, penuh warna-warni, biru tua, biru muda, lembayung, semuanya bergabung bergulung. Nila kandi. Dunia bak kandi, bak pundi-pundi raksasa, bak permata raksasa, berwarna biru, safir, nila.

Ketika angin berdesir, semilir mengalir, lukisan awan bergerak pelan, arak berarak. Ketika sang surya mulai menuju peraduannya di ufuk barat, awan lembayung mulai terkulai, warna-warni awan di langit mulai memerah, menanggalkan warna biru, pelan perlahan.

Di langit nampak sang candra, sang rembulan, sayu, sendu tersenyum menyapa. Kemudian sinarnya mulai benderang, menerangi mayapada, menghias nila kandi. Seiring makin hilangnya sinar sang surya, sinar sang candra menggantikannya. Maka gugusan awan putih, biru, kelabu, mulai menguning, memerah warnanya. Mendewangga. Kirana-kirana, bintang-bintang, di langit mulai menyebar menghampar, kerlap-kerlipnya bak intan permata menghiasi alam malam.

Bunga-bunga yang layu oleh sinar sang surya di siang hari nan terik, mulai bangun, segar kembali. Menebarkan wanginya, menghamparkan harumnya. Membangunkan rasa aman, tenteram, sentosa.

Tentu Anda penasaran dengan syair seutuhnya bukan? Inilah dia syair karangan Otjin.

Lgm. Candra Kirana

 

Desir angin gemulai, menyapu dan melambai
Nila kandi yang permai
Awan nan lembayung, tampaklah terkulai
Terlihat dengan sayu
Bayangan candra ayu, Menghias nila kandi
Menerangi alam denganlah abadi

 

Reff :
Gemilang sinar Hyang Candra
Di awan dewangga,
Menerangi mayapada
Mengganti Batara Surya

 

Bunga layu nan ayu menjadi segar harum
Dalam sinar yang candra
Membangunkan rasa aman dan sentosa

Anda tentu penasaran dengan lagunya juga bukan? Nah, di zaman modern ini, Anda bisa mengakses lagu yang dikarang oleh Sariwono ini di Youtube. Salah satunya ada di tautan berikut: http://www.youtube.com/watch?v=LeV_TproPjA. Lagu Candra Kirana dinyanyikan dengan sangat bagus oleh Rosiana, diaransemen dan diiringi dengan sangat apik pula oleh Orkes Keroncong Swastika, serta diunggah dan disertai dengan tata warna gambar nan asri yang sangat serasi oleh Pugar Triadi, menyatu dengan lagu. Sungguh perpaduan yang mengagumkan. Sebuah kombinasi yang tak tertandingi. Selamat menikmati.

By Widarto

Please follow and like us:

tjroeng

Tjroeng Admin

One thought on “Lgm. Candra Kirana

  • September 17, 2018 at 4:46 am
    Permalink

    Terimakasih sudah sharing.
    Makna dari syair tersebut apa ya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial