Ratna Listy: Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi yang Mau Melestarikan Keroncong?

Oleh: Rian Setianto

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Penghargaan dari Indonesia Book of Record atas kepedulian dan dedikasi yang mendalam untuk melestarikan musik etnik/keroncong Indonesia pada tahun 2010 diberikan kepada Ratna Listy, wanita kelahiran Madiun, 2 Agustus 1973. Selain sebagai seorang penyanyi, presenter, aktris, dan model, kiprah Ratna dalam dunia keroncong pun kian bergema di Indonesia, bahkan sampai ke dunia internasional.

Ratna menceritakan, ketika ia ditunjuk sebagai Duta Jamu Indonesia di Hongkong beberapa waktu lalu, ia mendapat kesempatan untuk membawakan lagu keroncong. Lagu yang dibawakannya merupakan lagu keroncong yang diaransemen dengan musik etnik Bali. Lagu ini diambil dari album terbarunya. Mendengar keroncong dinyanyikan, penonton standing applause sebagai wujud apresiasi mereka.

Album terbaru Ratna yang dirilis Januari 2013 kemarin berjudul “Keroncong Asli”. Album ini diaransemen indah oleh Kunt Pranasmara. Ratna Listy membawakan 12 lagu yang sebagian besar menceritakan keindahan alam Indonesia. Di dalam albumnya terdapat Lgm. Bengawan Solo, Lgm. Gambang Semarang, Kr. Kemayoran, Kr. Pesona Rinjani, dan Lgm. Indahnya Pantai Senggigi. Lagu karya almarhum Gesang andalan album ini dibawakan dalam versi paling asli. Syair Lgm. Bengawan Solo yang pertama kali ditulis tangan alm. Gesang tahun 1940 pun disertakan di cover album.

Ratna Listy mengaku ia sebenarnya bukan penyanyi keroncong. Namun ketika melihat keroncong sebagai warisan budaya bangsa seperti kurang diperhatikan pemerintah maupun masyarakat, hatinya tersentuh. Ia sangat ingin berkontribusi dan mengabdi kepada bangsa melalui peran pelestarian musik keroncong.

“Harus mulai dari diri sendiri. Kalau bukan kita, siapa lagi yang mau melestarikan keroncong?” tuturnya.

Meskipun dari keluarganya tidak memiliki latar belakang keroncong, Ratna belajar menyanyi keroncong sejak masa remajanya bersama alm. Witoyo HS. Berkat usahanya untuk belajar, Ratna dianugerahi Juara Bintang Radio dan Televisi kategori Keroncong Remaja di Jawa Timur pada tahun 1989. Dimulai dari anak tangga ini, karirnya kian melesat sampai saat ini.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Berbicara tentang kondisi keroncong saat ini, Ratna mengaku prihatin. Menurutnya, tidak ada perhatian pemerintah terhadap musik asli Indonesia sebagai warisan budaya bangsa. Masyarakat pun belum cukup peduli terhadap pelestarian musik ini. Walaupun keroncong sudah dimainkan di beberapa apresiasi, acara hajatan, komunitas-komunitas, pelestarian keroncong masih kurang. Ratna berandai-andai jika ia menjadi pemerintah, ia akan mengangkat sektor pariwisata dan pendidikan dengan musik keroncong.

“Terlebih untuk anak muda. Anak muda nggak kenal keroncong karena nggak ada yang kenalin. Harus ada terobosan supaya anak muda tertarik keroncong. Misalnya lagu-lagu anak muda sekarang dibawakan dengan iringan musik keroncong. Tetapi kalau mau disukai anak muda, para senior keroncong harus berbesar hati mendukung langkah ini,’ gagasnya.

Ratna melanjutkan, ”Yang aku lihat, para sesepuh agak terganggu dengan lagu-lagu pop yang “dikeroncongin”. Beliau-beliau bilang lagu apa ini, keroncong itu ada pakemnya, tidak sembarangan. Nah lho! Akhirnya yang muda-muda pada apatis, takut kuwalat.”

Peraih AMI Awards 2010 dengan album Laras Pelesiran (2009) ini juga menggagas munculnya musik keroncong di lobi-lobi hotel dengan lagu-lagu hits anak muda. Menurutnya, siapapun yang menjadi tamu hotel, baik tua maupun muda pasti akan ‘dipaksa’ mendengarkan dan menikmati musik keroncong. Para tamu pun lama-lama akan menyukainya dan sadar bahwa keroncong itu enak juga didengar.

Ia berharap suatu saat keroncong Indonesia harus bergema di seluruh penjuru tanah air. Anak-anak sekolah harus tahu keroncong sebagai musik asli Indonesia. Jika perlu, keroncong bisa dimasukkan ke dalam kurikulum pelajaran Sekolah Dasar. Musik keroncong harus bisa diputar di lounge-lounge hotel, bandara, pesawat, dan di berbegai tempat umum lainnya, termasuk dalam peran radio, walaupun ia menyayangkan tidak banyak radio di Indonesia yang memiliki segmentasi keroncong.

Ratna menambahkan, “Para sesepuh keroncong diharapkan bisa lebih terbuka dan memberi kesempatan kepada anak-anak muda untuk belajar keroncong meski belum keroncong yang sesuai pakem.”

Biodata

Nama Ratna Listy
Tempat, tanggal lahir Madiun, 2 Agustus 1973
Prestasi
  • AMI (Anugerah Musik Indonesia) Awards 2010 untuk Kategori Karya Musik Berbahasa Daerah Terbaik (Album Laras Pelesiran, 2009)
  • Peraih Penghargaan dari Indonesia Book of Record atas Kepedulian dan Dedikasi yang Mendalam untuk Melestarikan Musik Etnik/Keroncong Indonesia (2010)
  • Nominator Presenter Reality Show Terfavorit “PANASONIC AWARDS” (2005-2011)
Album
  • Keroncong Asli Ratna Listy (2013)
  • Single “Cinta Adalah Cinta” (Duet dengan Sultan, 2013)
  • Single “Jangan Menyerah” (2012)
  • Gombal Mukiyo (Duet dengan Sonny Josz, 2010)
  • Laras Pelesiran (2009)
  • Hitam Putih (2005)
  • Adzan (2002)
  • Obsessy (1998)
Pagelaran
  • Ketoprak Puspo Budoyo “Sang Pembayun” (2011)
  • Pop Opera “Kisah Cinta Anak Koruptor & Pacarnya” Sutradara Sys NS. (2011)
  • “Kabaret Keroncong” (2011)
  • “Ludruk Kartolo cs” (2012)
  • Wayang Orang “Salya Wiratama” (2012)
  • Ketoprak “Minak Jingga Leno” (2013)
Please follow and like us:

tjroeng

Tjroeng Admin

One thought on “Ratna Listy: Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi yang Mau Melestarikan Keroncong?

  • September 22, 2018 at 10:28 am
    Permalink

    penyanyi keroncong yang lagi terkenal sekarang ini siapa aja ya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial