Kepak Keroncong Mataram

Konser Keroncong Pertama di NTB

Sabtu, 20 Mei 2017 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke 109, Keroncong iSAKA Mataram mengukir sebuah sejarah baru di Mataram. Bertempat di Gedung Tertutup Taman Budaya NTB, Keroncong iSAKA Mataram sukses menyelenggarakan Konser Musik Keroncong pertama kali di Mataram. Apalagi iSAKA telah berani membuat terobosan dengan menjual tiket pada konser tersebut, dan bisa dikatakan berhasil. “Konser keroncong pertama di NTB dengan konsep berbayar, berhasil menjual tiket sekitar 73%, adalah sebuah sejarah dan prestasi tersendiri bagi perjalanan musik keroncong di NTB”, ujar Erwin penggagas konser Kepak Keroncong Mataram sekaligus Ketua Keroncong iSAKA Mataram membuka pembicaraan dengan TJROENG.
Ya, penampilan dan persembahan musik keroncong yang disajikan oleh Keroncong iSAKA Mataram malam itu berhasil membuat penonton tetap setia di kursinya selama dua jam lebih, hingga lagu penutup. Repertoar yang disajikan: Tiko-tiko (pembuka/instrumentalia), Moritsko + Potong Padi + Pastorale + Gema Irama (medley), Kr. Baktimu Kartini, Stb. Tinggal Kenangan, Sire Nike (Bali), Kr. Imajinasi, Pertemuan + Kolam Susu (medley), Something Stupid + Thinking Out Loud (medley), Kr. Bandar Jakarta, Kala Cinta Menggoda, Rek Ayo Rek (Jawa), Stb. Jangan Menyesal, Kr. Fajar Pagi, Rindu (dangdut), Lgm. Rangkuman Kusuma Negara, Bengawan Solo, dan Rayuan Pulau Kelapa (penutup/all artist).
Konser perdana Keroncong iSAKA Mataram bertajuk KEPAK KERONCONG MATARAM 2017 dibuka oleh sambutan Ketua HAMKRI – NTB (Prof. DR. H. Gatot Dwi Hendro Wibowo, SH., M.Hum) dan Sekda Provinsi NTB (Ir. H. Rosiady Husaenie Sayuti, M.Sc., Ph.D).
“Kita tahu bahwa keroncong memang tidak menjual dan kurang diminati. Tetapi iSAKA membuktikan bahwa kalau ada kemauan dan optimisme pasti ada jalan untuk mewujudkan impian dan harapan. Salut buat iSAKA Mataram. Tema yang dipilih (: Kepak Keroncong Mataram) juga sangat sesuai dengan momentum Hari Kebangkitan Nasional. Dari iSAKA Mataram untuk Indonesia!”, demikian di antara kata sambutan yang disampaikan oleh Ketua HAMKRI-NTB.

Sekda Provinsi NTB juga memberi apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya konser malam itu. Sebuah grup keroncong yang terbilang baru di Mataram sudah mampu membuat sebuah konser seperti ini. “Salut buat Keroncong iSAKA Mataram atas segala yang dilakukan untuk perkembangan dan geliat musik keroncong di Mataram dan NTB. Dan kami selaku pemerintah akan siap mendukung kerja-kerja kreatif selanjutnya, baik untuk Keroncong iSAKA Mataram maupun grup-grup keroncong lainnya”, tegas Rosiady dalam kata sambutannya. Pada kesempatan setelah konser, Sekda memberi sinyal akan menampilkan Keroncong iSAKA Mataram dalam acara Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2017 mendatang.

Tatkala semua jenis dan aliran musik pengusung “diatonik” memakai tangga nada DO-RE-MI-FA-SOL-LA-SI-DO maka, tak ada larangan dan kata haram untuk memasukkan unsur musik pop – jazz – dangdut – reggae – blues – metal – underground dan lain-lain ke dalam aransemen karya musik keroncong. Pun demikian sebaliknya. Semuanya sah adanya dan memang begitu semestinya. Tak ada saling merasa lebih tinggi atau lebih rendah; demi mencipta sebuah harmoni dan keindahan irama. Paradigma inilah yang dianut oleh Keroncong iSAKA Mataram dan membuatnya berani menggelar konser perdana bertajuk KEPAK KERONCONG MATARAM pada 20 mei 2017.
“Jadi, lagu-lagu dan garapan aransemen yang kami tampilkan dalam konser ini terdiri dari berbagai genre musik. Ada jazz, irama padang pasir, melayu, dangdut, pop (indonesia dan barat), lagu daerah (jawa dan bali), blues, dan rock”, ujar Gede Yudhana, gitaris sekaligus aranger dari Keroncong iSAKA Mataram, menjelaskan. “Karenanya, kami sepakat menjual tiket untuk bukti bahwa musik keroncong memang bisa dijual”, tukas Erwin menimpali.

Selain itu, komersialisasi konser musik keroncong yang akan diselenggarakan ditujukan untuk memotivasi para musisi keroncong. Pemain musik keroncong diberi dorongan agar tergerak meningkatkan kualitas permainannya.
“Kalau konser gratisan, biasanya pemusik tidak serius. Mereka cenderung main-main. Tetapi dengan adanya penjualan tiket, minimal mereka tergerak untuk bekerja secara profesional” tegas Erwin. “Pemilihan tema Kepak Keroncong Mataram, dimaksudkan untuk bisa menjadi titik balik kebangkitan perkembangan musik keroncong di Mataram yang selama ini masih setengah hati, antara ada dan tiada”, lanjutnya.

Konser malam itu banyak mandapat apresiasi dari berbagai kalangan. “Saya benar-benar terhibur dan tidak merasa rugi membeli tiket buat konser malam ini”, ujar Talitha, seorang remaja yang berkesempatan menonton konser ini bersama keluarganya. Hal senada juga disampaikan oleh salah seorang “penggila” keroncong di Mataram, dari kelompok PSMTI: “Kenapa tidak sampai jam 11 malam? Dan kita akan tetap mau membeli tiket meski harganya lebih mahal dari sekarang”. Ada lagi komentar anak muda: “Gak nyangka keroncong bisa dikolaborasikan dengan berbagai genre musik. Keren. Kalo gini, keroncong baru asyik!”, tukas Omar, seorang pelajar SMU di Mataram. “Selamat buat iSAKA yang sukses dalam pergelaran malam ini. Kompak, terukur dan enak didengar. Gitar dan biola sangat piawai”, papar Soewito Moekarni, seorang perupa di Mataram yang menyempatkan nonton malam itu.

Kepak Keroncong Mataram tidak akan terselenggara tanpa bantuan dan dukungan berbagai pihak. “Terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung perhelatan malam itu” ucap Erwin. Dari perusahaan: Dewi Production, Citilink Lombok, Hotel Santika Mataram, Yankees Enterprise, Bandini Koffie, Toko Sepatu Cakar Mas, Melati Studio, Rumah Bakso, Salon Ning, Susu Zee, Almira Media, HAMKRI-NTB, dan Pemerintah Kota Mataram. Dari individu/donatur: (Jakarta: Iwan Erwanto, Esta, Yanti, Dibyo), (Denpasar: Made Sudiarta), (Mataram: Isvie Rupaedah, Fitriati Hamdan, Arini Retno Wulan, H. L. Uzali, Zubaer Muslim, Baiq Elok Megawati).
Pendukung konser terdiri dari; musisi iSAKA: arif – gede – erwin – supastika – edy sukamto – saepul. Penyanyi iSAKA: dhyta – nunung – rosy. Musisi tamu: markeso – achsan (Lombok Timur); anthony – pimen (Lombok Tengah); tonie moersajid – santoso – slamet – made manu (Mataram). Penyanyi tamu: denta – denia – rollin (mahasiswa); bravo – mudakir (karyawan); dan gatot dh wibowo (ketua hamkri).
“Meski dapat dibilang sukses, kami sadar bahwa konser keroncong perdana di NTB malam itu masih banyak kekurangannya yang akan menjadi pelajaran berharga ke depan. Satu di antara yang perlu mendapat perhatian khusus adalah sound system yang cukup menjadi kendala karena kurang tertangani secara optimal. Berangkat dari pengalaman malam itu kami tetap semangat dan tidak akan jera untuk selalu membuat gebrakan baru di kemudian hari!”, pungkas Erwin penuh optimisme sekaligus menutup pembicaraan dengan TJROENG.

Oleh : Erwin Quintyasmoro

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial